Lima tahun sudah, terakhir kali bertemu denganmu. Mengingat-ingat
cerita lalu yang sebetulnya ingin sekali untuk dilupakan. Tak banyak yang
diungkapkan kala itu karena memang kita berada di jalan yang berbeda. Tapi aku
merasa ada sesuatu yang hilang selama
penantian itu. Sesuatu yang mungkin dulu ada rasa kepada dirimu. Rasa
yang aku saja tak menginginkan untuk tersampaikan karena tahu kita
berada dijalan yang berbeda dan mungkin engkau tak merasakannya. Cukuplah
bagiku sebatas mengagumi dirimu seorang. Bukankah tak lebih indah mengagumi
orang dari pada mencintainya.
Lepas
terakhir kita berjumpa, sedikit demi sedikit rasa itu mulai pudar digerus
waktu. Aku terlalu sibuk mengejar impianku sampai aku lupa tentang rasa
terhadap dirimu. Sekali waktu rasa itu menyelinap masuk dalam mimpi manis dan kemudian terhapus sirna begitu saja. Tak
banyak memikirkanmu dari pada saat-saat kita masih bertemu. Hanya sedikit asa
engkau dalam kesibukanmu memikirkan tentang diriku walaupun tak akan mungkin
terjadi. Ketika lima tahun tak bertemu kemudian sebuah rindu manis muncul dari
sepucuk surat, sedikit menanyakan kabar baik atau buruk. Bagiku itu sebuah
harapan, bahkan lebih besar. Bagaimana tidak, sejalan lambat laun tak sering
memikirkan rasa itu, engkau muncul dengan sebuah surat rindu. Terlalu
berlebihan mungkin menyebut itu adalah sebuah surat rindu ataukah hanya surat
menanyakan kabar belaka. Tetap itu adalah sebuah angin segar di tengah teriknya
kemarau tandus tiada henti. Banyak yang berubah memang, terlihat jelas dari
setiap kata yang kau tulis dalam sepucuk surat rindu itu. Bagaimanapun juga,
rasa yang dulu pudar kembali sedikit muncul.
Inilah yang kurasakan selama lima tahun itu.
Berharap kita dapat bertemu dan dengan memberanikan diri aku mengungkapkan
segala rasa. Itulah yang kuharapkan. Masa bodoh engkau tak menghiraukan. Aku
hanya ingin rasa yang terpendam cukup dalam ini sesegera mungkin tersampaikan.
Tak ingin menjadi sebuah kenyataan pahit dan menggerogoti perasaan hati. Dan
kuucapkan sedikit lantang, aku mengagumimu.
No comments:
Post a Comment