Wednesday, 19 March 2014

Berawal dari Hai Kak Arexa

Assalamualaikum. Kakak . . .
Mungkin bagi kebanyakan orang ini hanyalah sapaan biasa saja. Sapaan kepada orang yang lebih tua dari kita.
Tapi tidak bagi ku, sapaan itu menumbuhkan semangat baru, sapaan itu berasal dari wajah-wajah ceria, sapaan dari mereka yang masih imut-imut dan sepertinya belum mempunyai banyak fikiran seperti halnya orang dewasa. Sapaan itu dari generasi-generasi penerus bangsa ini. Sapaan penuh kehangatan ini yang membuatku semakin mencintai organisasi ku. PPBY J
Pagi itu mentari mengiri langkahku menuju sebuah perkampungan di sekitar kampus Akademi Kimia Analisi (AKA), kampung Blentuk namanya.  Menjalani salah satu syarat sebelum ikut bergabung dengan organisasi ini. Mengajar anak-anak diperkampungan ini.
Pelaksana Program Beasiswa Yatim-Dhuafa (PPBY). Sebuah organisasi BSO dibawah naungan kampus Akademi Kimia Analisi Bogor. Organisasi ini bergerak dibidang sosial dan sekaligus menjalankan salah satu tri darma perguruan tinggi, yaitu pengabdian masyarakat.
Organisasi ini mempunyai sekitar 21 orang adik asuh yang berdomisili di sekitar kampus AKA. Adik asuh inilah yang diberikan beasiswa untuk membantu meringankan beban orang tua mereka. Mereka berasal dari latar belakang keluarga dan jenjang pendidikan yang berbeda. Ada yang masih SD, SMP bahkan SMA. Mereka diberikan uang setiap bulannya untuk transportasi ke sekolah, biaya untuk ujian, pembelian buku-buku dan keperluan sekolah lainnya.
PPBY ini terdiri dari 3 divisi, dimana masing-masing divisi mempunyai tugas yang berbeda tetapi saling berkesinambungan.
Divisi pembinaan, bergerak dibidang pembinaan adek asuh, mengadakan mentoring atau pelajaran agama bagi adek asuh, dan hal-hal lain yang berhubungan dengan adek asuh.Divisi humas, divisi humas ini bergerak diberbagai hal yang berhubungan dengan masyarakat termasuk mengajar di SDN 4 Cimahpar dan Kampung Blentuk. Divisi danus atau dana usaha. Divisi danus ini ibaratnya kepala rumah tangga yang memberikan nafkah kepada anak-anaknya, bergerak diberbagai usaha seperti jualan gorengan, buku dan lain-lain, dengan tujuan mendapatkan uang untuk beasiswa adek asuh dan berbagai kegiatan PPBY.

Awalnya aku pikir ini hanyalah sebuah organisasi biasa, memiliki struktur organisasi, rapat dan kegiatannya ya biasa-biasa saja. Ternyata aku salah.  Organisasi ini mengajarkan aku untuk berbagi kepada mereka yang membutuhkan. Organisani ini juga yang mengajari ku untuk lebih bersyukur atas nikmat Allah SWT.

Wednesday, 12 March 2014

Pentingnya Kepedulian

“...Mereka menanyakan kepadamu (Muhammad) tentang anak-anak yatim. Katakanlah, “Memperbaiki keadaan meraka adalah baik!” Dan jika kamu mempergauli mereka, maka mereka adalah saudar-saudaramu…”
Q.S Albaqarah(2) : 220
Itulah potongan terjemahan surat Albaqarah. Allah telah menjelaskan dalam firmannya bahwa kita disuruh untuk peduli kepada orang di sekitar kita terutama bagi mereka yang kekurangan. Dan ayat ini jugalah yang mendasari saya untuk bergabung dengan salah satu UKM di kampus AKA Bogor yang bergerak dibidang sosial.

Kita sering tidak bersyukur terhadap apa yang telah diberikan Allah SWT. Masih sering terucap dibibir kita kenapa saya hanya diberikan ini? Sedangkan orang lain diberikan itu? Kenapa saya sakit? Sedangkan orang lain sehat? Kenapa saya hanya kuliah disini? Sedangkan orang lain bisa kuliah di PTN yang diinginkannya.

Menurut kita kata-kata itu hanya sepele, tapi tidak bagi mereka yang membutuhkan uluran tangan kita. Masih banyak orang disekitar kita yang tidak bisa mencukupi kebutuhan sehari-harinya apalagi untuk kuliah. Kita sering tidak menyadari bahwa banyak orang-orang yang tidak seberuntung kita. Masih banyak mereka yang hanya makan satu kali sehari dan itu hanya dengan lauk seadanya.

Bebera hari yang lalu (10/3) saya berkunjung kesalah satu rumah adik asuh. Namanya Ari, dia bersekolah disalah satu SMA Negeri di Bogor. Sudah seminggu ini ia terbaring lemah di rumahnya. Ia menderita penyakit pembengkakan pada ginjal. Penyakit ini sudah lama ia derita. Terakhir ia berobat pada tangaal 19 Januari 2012 dan itu sudah dinyatakan sehat oleh dokter ditempat ia berobat. Tapi dalam 2 bulan terkhir ini penyakit itu mulai ia rasakan kembali. Salah satu penyebabnya, saat musim hujan minggu lalu rumahnya kebanjiran. Malam harinya ia kedinginan, napasnya sesak, perutnya sakit dan dibeberapa bagian badannya mulai membengkak. Sejak malam itu ia tidak bisa kemana-mana. Ia hanya tidur dirumahnya dengan kondisi yang mungkin “tidak layak” bagi sesorang yang menderita sakit. Ia tidur hanya beralaskan kasur tipis dan ruangan itu terasa lembab akibat banjir.


Mirisnya, sudah satu minggu penyakit itu kambuh tapi dia belum mengkonsumsi obat apapun, karena alasan biaya. Beberapa hari yang lalu ia dibawa ke puskesmas, tapi pihak puskesmas hanya memberikan surat rujukan kerumah sakit. Orang tuanya sedang mengusahakan pengobatan gratis di salah satu rumah sakit di Kota Bogor.  

Ini hanyalah salah satu contoh betapa uluran tangan kita sangat dibutuhkan bagi mereka. Masih banyak lagi Ari yang lain diluar sana.

Berbagi dengan mereka tidak akan mengurangi rezeki kita. Sadarilah bahwa sesungguhnya didalam rezeki yang Allah berikan kepada kita, ada hak mereka didalamnya. Hak itu harus kita berikan kepada mereka. Dengan berbagi kita ikut merasakan susah dan sakitnya mereka. Berbagi tidak akan mengurangi kebahagiaan kita, bahkan dengan berbagi kita akan merasakan betapa Allah itu maha pengasih dan penyayang, betapa nikmat Allah itu sangat luar biasa.